Kamis, 31 Oktober 2024

Seminar Peringatan Hari Listrik Nasional Tahun 2024: Mendorong Transformasi Energi Hijau di Universitas Borneo Tarakan



PERSMA-01 November 2024 - Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HMTE) Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan memperingati Hari Listrik Nasional dengan menggelar seminar bertajuk "Transformasi Industri dalam Menghadapi Peralihan Energi Hijau di Masa Depan dengan Membentuk Sumber Daya Manusia yang Kompetitif" yang menghadirkan berbagai penanggap dari kalangan akademisi dan industri, termasuk dosen, perwakilan dari PT Pertamina, DLA, dan PT KIPI. Mereka membahas kinerja industri energi dalam berkompromi dengan energi hijau pada Minggu (26/10).

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM FT), Benediktus, memberi dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menganggap seminar ini sebagai langkah strategis dalam mempersiapkan mahasiswa Teknik Elektro menghadapi tantangan di sektor energi hijau. 

"Acara ini membuka peluang bagi mahasiswa Teknik Elektro untuk memperdalam pemahaman mereka tentang energi hijau. Kami juga berharap siswa-siswi SMA yang hadir dapat memperoleh wawasan baru yang bermanfaat,” ujar Benediktus.

Sementara itu, Ketua HMTE, Alif Faqli Samudra, menyatakan bahwa seminar ini adalah bagian dari upaya mereka untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Dalam wawancaranya, Alif menekankan pentingnya memahami pergeseran industri menuju energi hijau. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga aktor dalam perubahan ini. Dengan memahami teknologi dan kebijakan terkait energi terbarukan, mahasiswa dapat berperan aktif dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan,” tegasnya.

Alif juga menambahkan bahwa tema seminar ini diangkat untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya transisi menuju energi hijau dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim. “Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, seperti tenaga angin dan matahari. Mengurangi ketergantungan pada energi fosil dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan emisi karbon,” kata Alif.

Ketua Panitia, Trianto Norhuman, menjelaskan bahwa tema seminar "Transformasi Industri dalam Menghadapi Peralihan Energi Hijau di Masa Depan dengan Membentuk Sumber Daya Manusia yang Kompetitif" dipilih karena energi hijau sangat diperlukan untuk masa depan Indonesia. "Harapan besar kami adalah pada tahun 2045, Indonesia sudah siap dari segi industri dengan energi hijau, bukan hanya mengandalkan energi diesel atau gas, tetapi juga melalui sumber energi terbarukan seperti tenaga surya," ujarnya.

Tujuan utama seminar ini adalah untuk memperingati Hari Listrik sebagai sebuah seremonial dan diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan energi listrik di Indonesia ke depannya, serta memastikan bahwa energi listrik dapat lebih terstruktur dan terorganisir. Melalui seminar ini, HMTE berharap mahasiswa tidak hanya mendapatkan wawasan akademis, tetapi juga termotivasi untuk berkontribusi dalam industri energi berkelanjutan di Indonesia.



Rabu, 23 Oktober 2024

Orasi Tanpa Kolaborasi: BEM Fakultas Pertanian Bergerak Demi Petani dari Hati Nurani

PERSMA, 24 Oktober 2024 - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian menggelar orasi Hari Tani dan Pangan di depan Grand Tarakan Mall (GTM) pada Senin (21/10) yang mengusung tema "Memupuk Rasa Cinta Menjadi Petani Muda Menuju Petani Mandiri dan Berdaulat". 

Orasi tanpa kolaborasi ini bertujuan agar dapat menyuarakan aspirasi petani dari hati nurani kepada masyarakat luas dan instansi terkait agar kesejahteraan petani di Tarakan semakin diperhatikan. "Tujuan utama dari orasi ini adalah untuk menyoroti pentingnya peran petani khususnya di kota Tarakan yang kondisinya masih memprihatinkan," Ungkap Maulana selaku ketua panitia. 

Kordinator lapangan, Hamzi, menambahkan bahwa aksi ini juga bertujuan untuk memperluas pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pertanian. 

“Pertanian ini memiliki derajat yang sangat tinggi. Kami ingin menyadarkan para generasi muda, termasuk Gen Z dan Gen Alpha, tentang peran penting petani dan tantangan yang mereka hadapi."  jelas Hamzi.

BEM Fakultas Pertanian berharap orasi ini tidak hanya menjadi kegiatan tahunan, namun berdampak positif terhadap kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertanian dan ketahanan pangan, serta mendorong aksi nyata dalam memperbaiki kondisi para petani di Tarakan.

“Kami berharap dampak dari orasi ini dapat terasa, bukan hanya saat peringatan tahunan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Suara petani harus terus disuarakan"  jelas Hamzi. 

Maulana menyampaikan pesan penting kepada masyarakat untuk terus mencari pengetahuan baru terkait pertanian dan ketahanan pangan. 

"Pesan saya tidak banyak, marilah kita terus bertani sampai mati. Kemajuan sektor pertanian harus didukung oleh semua kalangan terutama generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan." ungkap Maulana dengan penuh semangat.

Minggu, 06 Oktober 2024

Krisis Internal Guncang BEM UBT, Sejumlah Pengurus Mundur

PERSMA, 7 Oktober 2024 - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (BEM UBT) sedang menghadapi krisis internal yang serius. Dilansir dari Instagram BEM UBT (@bem.ubt) pada SURAT KEPUTUSAN KETUA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN NOMOR: 134/X-1/BEM-UBT/SK/IX/2024 tentang PEMBERHENTIAN STATUS KEPENGURUSAN SEBAGAI KEPALA DEPARTEMEN DAN ANGGOTA TETAP menimbulkan berbagai respon dari civitas akademika.

 

Berbagai alasan mendasari keputusan para pengurus untuk mundur. Muammar, Ketua BEM UBT, menjelaskan bahwa sebagian besar pengunduran diri disebabkan oleh alasan pribadi, seperti kesibukan kuliah dan ketidaksesuaian visi. Namun, ada juga beberapa kasus pelanggaran kode etik yang menjadi penyebab pemberhentian pengurus.

“Sebenarnya ada beberapa pengurus yang mengirimkan surat pengunduran diri dengan berbagai alasan, mulai dari kesibukan kuliah, kesibukan di luar, dan ada yang merasa tidak sevisi dengan BEM UBT. Kemudian ada juga yang kami keluarkan karena melanggar kode etik,” ujar Muammar.

Proses pengambilan keputusan pemberhentian, lanjut Muammar, dilakukan secara hati-hati. Berawal dari masuknya surat pengunduran diri pada awal September, beberapa upaya komunikasi telah dicoba. Mulai dari melakukan komunikasi intensif dengan kepala departemen masing-masing untuk menanyakan alasan dan kendala di balik pengunduran diri para staff hingga upaya untuk mempertahankan pengurus yang ingin keluar. Namun, pada akhirnya keputusan mereka bulat, tetap ingin keluar.

Agung Janumat Rifai, mantan Menteri Kajian Strategis, menyoroti masalah internal organisasi sebagai penyebab utama pengunduran dirinya termasuk moralitas, integritas dan independensi.

“Ada ketidaksesuaian antara bagaimana prinsip saya dengan beberapa teman-teman di BEM UBT,” tegas Agung. Ia menambahkan, “Ini bukan persoalan tentang persentase, personal, konflik kecil, tapi ini berkaitan dengan moralitas, integritas dan independensi.”

Di sisi lain, Bintang Al-Qadr, mantan staff kementrian pengembangan inovasi mahasiswa, mengeluhkan kurangnya komunikasi efektif dan keaktifan anggota dalam menjalankan kegiatan BEM.

"Tantangannya ialah keaktifan anggota sebelum dan pada saat kegiatan. Lalu mekanisme yang sudah seharusnya bisa diperbaiki, ketika evaluasi hanya diiyakan namun tak ada perubahan yang terjadi," ujarnya.

Sementara itu Randika Putra, mantan staff Biro Manajemen Kabinet, juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap intervensi yang berlebihan dari Ketua Biro Manajemen Kabinet. Itu menjadi alasan utama dirinya memutuskan untuk keluar.

“Saya memutuskan mengundurkan diri karena ketua biro manajemen kabinet sudah keterlaluan dalam mengintervensi pengurus,” tegas Randika.

Pengunduran diri ini tentu saja berdampak signifikan terhadap kinerja dan program-program BEM. Muammar mengakui bahwa beberapa program yang telah direncanakan menjadi terhambat. Karena beberapa orang yang keluar itu memiliki tanggung jawab penuh terhadap program yang sudah dirancang dari awal. Sehingga ada kesulitan dalam pelaksanaan Program tersebut. Muammar juga menjelaskan bahwa akan ada perombakan dan perumusan jajaran kabinet.

Meskipun situasi saat ini cukup mengkhawatirkan, Agung berharap agar BEM UBT dapat segera bangkit dan melakukan perbaikan. Ia menyarankan agar BEM UBT lebih fokus pada solidaritas dan menjaga nama baik organisasi. Terlepas daripada banyaknya background yang ada BEM UBT.

“Tetaplah ketika kita berada dalam satu naungan yang bernama BEM UBT, kita harus fokus dalam menjalankan program kerja yang sudah direncanakan dan jangan sampai keluar daripada arah-arah yang sudah ditetapkan di BEM UBT sendiri.” pesannya.

Kejadian ini menjadi sorotan serius bagi civitas akademika UBT. Pemberhentian dan pengunduran diri pengurus ini mengindikasikan adanya masalah mendasar dalam tata kelola organisasi BEM yang perlu segera dibenahi. Kepercayaan publik terhadap BEM sebagai representasi suara mahasiswa pun turut terkikis.

BEM UBT Hiring Terbuka: Tarakan Butuh Solusi, Bukan Wacana!

PERSMA, 7 Maret 2025 – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Borneo Tarakan (UBT) menggelar Hiring Terbuka bersama Pemerintah Kota Tar...