PERSMA, 18 Agustus 2024 - Prof. Dr. Adri Paton, Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT), secara resmi telah mengajukan surat pengunduran diri. Langkah ini diambil menyusul desakan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UBT yang meminta kejelasan terkait dugaan keterlibatan rektor dalam politik praktis jelang Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA).
Dalam orasi yang dilakukan pada Rabu, 14 Agustus 2024, Ketua BEM UBM, Muammar, menyampaikan bahwa mahasiswa merasa kecewa dengan dugaan keterlibatan rektor dalam politik praktis. Muammar memberikan dua opsi kepada rektor, yakni tetap menjabat sebagai rektor dengan fokus pada tugas akademik atau mundur dari jabatannya jika memang ingin terjun ke dunia politik.
"Dua solusi yang kami tawarkan dengan segala kerendahan hati, bertahan atau tinggalkan. Bila ingin menjadi rektor, jadilah rektor yang tegas. Bila ingin mencalonkan, silahkan pilih, bertahan atau tinggalkan." tegas Muammar.
Menanggapi desakan mahasiswa, dalam konferensi pers yang digelar pada selasa, 17 Agustus 2024, Prof. Adri Patton menegaskan bahwa dirinya adalah seorang kesatria yang menghormati aspirasi mahasiswa. Ia pun menunjukkan bukti surat pengunduran dirinya. Beliau juga menyayangkan orasi yang dilakukan oleh BEM UBT tidak seharusnya dilakukan ketika PKKMB.
"Harusnya tidak dilakukan di depan PKKMB. Datanglah ketemu saya, pak rektor apakah betul seperti ini dan sebagainya. Tidak ada satu hal pun yang tidak bisa kita selesaikan dengan komunikasi. Tetapi ketika dilakukan hal seperti itu, sebagai manusia saya merasa sedih," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Adri Paton membantah tuduhan bahwa dirinya telah terlibat dalam politik praktis. Ia menjelaskan bahwa dirinya belum pernah secara resmi mendeklarasikan diri sebagai calon dalam PILKADA dan belum ada partai politik yang mengusung namanya.
Beliau juga menegaskan bahwa hubungannya dengan berbagai pihak, termasuk pejabat pemerintah, dilakukan dalam koridor hukum dan tidak melanggar aturan. Terkait dengan adanya flyer kampanye yang beredar dengan namanya, Prof. Adri Paton menyatakan bahwa siapa pun dapat membuat flyer tersebut dan ia tidak terlibat dalam pembuatannya.
Meskipun telah mengajukan pengunduran diri, Prof. Dr. Adri Paton tidak menutup kemungkinan untuk terjun ke dunia politik. Ia menyatakan bahwa dirinya memiliki hak politik dan akan mempertimbangkan tawaran dari partai politik manapun.
"Ketika saya pensiun dini dengan hormat, saya punya hak untuk mendukung siapapun calon saya dan saya berhak untuk mengikuti siapa yang meminang saya. Itu hak politik saya," ungkapnya.
Saat ini, Prof. Dr. Adri Paton tengah fokus pada proses transisi kepemimpinan di UBT. Ia telah melakukan konsultasi dengan Kementerian Riset dan Teknologi untuk mencari sosok yang tepat sebagai pejabat sementara (PJS) rektor hingga proses pemilihan rektor definitif selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar