[Persma, 25 Oktober 2023] - Aksi demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (BEM UBT) dan Aliansi Beraksi (Bersatu Bersama Rakyat Pesisir) di Gedung DPRD Kota Tarakan pada Senin (23/10/2023) menyuarakan hak para petani rumput laut yang ada di Kota Tarakan menghadapi kebijakan harga yang merugikan.
Para demonstran, berkumpul di Stadion Datu Adil, melakukan perjalanan melewati Kantor Pemerintah Kota Tarakan menuju Gedung DPRD Kota Tarakan. Dengan semangat yang tinggi, mereka membawa banner bertuliskan "SELAMATKAN PETANI RUMPUT LAUT" dan "NAIKKAN HARGA RUMPUT LAUT" sebagai bentuk keresahan yang ingin mereka sampaikan, bahkan melakukan penutupan jalan dan pembakaran ban.
Aliansi Beraksi bersama petani rumput laut menuntut tiga hal dalam aksi ini:
- Merealisasikan UU 45/2009 tentang Perikanan.
- Mendesak pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap stabilitas harga jual rumput laut di Kaltara.
- Menyetujui surat perjanjian dengan Aliansi Beraksi (Bersatu Bersama Rakyat Pesisir).
Para petani rumput laut menghadapi ancaman terus menerus terkait rendahnya harga jual rumput laut. Fadhil Qobus dalam orasinya menegaskan, "Di Surabaya dan Makassar, harga rumput laut berkisar antara Rp. 20.000 hingga Rp. 25.000, sementara di Tarakan hanya Rp. 7.000."
Namun, aksi demonstrasi yang seharusnya damai berujung pada kericuhan. Gesekan antara aparat kepolisian dengan para demonstran yang ingin masuk ke Kantor DPRD untuk menyampaikan aspirasi mereka menciptakan ketegangan. Kekecewaan semakin meluas karena Gubernur Kalimantan Utara dan Walikota Kota Tarakan yang seharusnya memberikan solusi tidak hadir dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi.
Aliansi Beraksi (Bersatu Bersama Rakyat Pesisir) mengirimkan pesan jelas dengan mengajukan mosi tidak percaya kepada pemerintah dan wakil rakyat Kalimantan Utara. Dalam konteks ini, aksi yang seharusnya menjadi panggung untuk menyuarakan hak-hak petani rumput laut telah berubah menjadi cerminan ketidakpedulian terhadap suara rakyat yang sudah lama tak terdengar.
Di balik ketegangan dan kerumitan aksi demonstrasi, suara yang meluap dari Aliansi mahasiswa dan para petani rumput laut di Tarakan menandai sebuah panggilan keras untuk perubahan. Pemerintah dan wakil rakyat Kalimantan Utara kini dihadapkan pada tugas berat: mendengarkan dan bertindak, sebelum suara ini semakin terpingkirkan. "Selamatkan Petani Rumput Laut" adalah panggilan yang tidak boleh diabaikan.
UC/FM/BAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar